Dili. 07/03/2016 (FDCH) Program Konsultasi Entitas Promotor Magang Nasional bertujuan untuk memahami lebih dalam keperluan-keperluan sektor swasta atau Industri di Timor-Leste terkait Skill Tenaga Kerja yang dibutuhkan oleh Industri.
Oleh karena ini SEPFOPE mengundang para Direktur perusahaan baik itu dari sektor Swasta Nasional dan juga Internasional guna membagi informasi terkait Skill para peserta pelatihan di bidang-bidang apa saja yang dibutuhkan oleh industri.
Sehingga SEPFOPE bisa menyiapkan Model Pelatihan seperti apa yang baik guna merespon pada kebutuhan Perusahaan.
Program ini direalisasikan di pusat pelatihan SENAI Becora Dili, selain kehadiran dari pihak Sektor Swasta, turut hadir juga pihak FDCH di acara ini guna mengobservasi dan mendukung jalannya program ini, agar FDCH bisa terus memberikan dukungan finansial guna mendanai sektor Pelatihan Profisional untuk menambah pengetahuan dan Skill bagi peserta pelatihan.
Direktur Nasional SEPFOPE Paul Alves mengatakan bahwa angka penganguran terus bertambah tiap tahunnya terkait dengan graduasi atau wisudawan baik itu dari nivel SMA dan Nivel Universitas, akan tetapi jumlah industri di dalam negeri sangatlah terbatas dan belum bisa menyerap tenaga kerja yang banyak. SEPFOPE masih melanjutkan program pengiriman tenaga kerja ke luar negeri seperti Korea dan Australia sebagai suatu langkah untuk mengurangi angka penganguran didalam Negeri.
Kebijakan ini juga diangap sebagai bagian dari Magang supaya suatu saat nanti para tenaga kerja ini kembali ke Timor-Leste mereka sudah memiliki pengalaman kerja dan sudah bisa menerapkan pada Perusahaan atau industri yang ada di dalam negeri. Tutur Direktur Nasional SEPFOPE Paul Alves.
“ Pasar Kerja tidak akan sembarangan menerima Wisudawan dan Pasar Kerja tidak akan melihat pada nilai yang didapatkan dari bangku pendidikan akan tetapi lebih melihat pada Pengalaman Kerja dari para peserta pelatihan”. Ungkap Paulo Alves
Paulo Alves mengatakan bahwa berdasarkan Data penganguran pada tahun 2010 dengan total 3,6 % dari total populasi di Timor-Leste, pada tahun 2011 naik menjadi 11%, SEPFOPE mengangap ini sebagai masalah yang serius yang harus ditangani dengan cepat, karena para penganguran ini rata-rata dengan umur yang masih produktiv dari 17-60 tahun.
“ tiap tahun pelajar kita dari Sekolah Menengah Atas ketika lulus, mereka mencoret seragam mereka dan dengan gembira serta lompat kesana-sini akan tetapi mereka tidak tahu kedepannya, mereka lupa bahwa Pasar Kerja hanya akan menerima orang-orang yang berpengalaman”. Ungkap Direktur Paulo Alves.
Oleh karena ini maka SEPFOPE membuka 3 pusat pelatihan guna merespon hal ini. Pusat PelatihanTibar, SENAI dan Don Bosco Comoro. Setidaknya sudah bisa merespon masalah penganguran didalam Negeri.
Namun demikian selama didalam diskusi ini, perwakilan dari Kamar Dagang Timor-Leste (dalam bahasa Portugis disingkat- CCITL) beserta para direktur dari Sektor Swasta menerima program konsultasi Pihak Promotor atas Magang Nasional ini. Mayoritas dari mereka lebih mengutamakan sumber daya manusia yang memiliki pengalaman dan skill yang mana bisa membantu meningkatkan produktivitas Industri yang lebih efisien da Efikas.
Pada lain pihak, perwakilan dari Sekretariat Teknik Fundo de Desenvolvimento do Capital Humano Aderito Soares mengatakan bahwa FDCH akan tetap mengsuport pendanaan atas pelatihan pada bidang profesional guna menambah pengetahuan bagi muda-mudi Timor-Leste.
“ FDCH akan tetap memberikan dukungan atas kebijakan pemerintah tentang Pelatihan Profesional yang mana dijalankan oleh pihak SEPFOPE, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang positif melalui monitoring yang reguler”. Tutur Aderito Soares.
Pada tahun 2016 FDCH menyetujui Angaran bagi SEPFOPE hampir 2 juta lebih,guana mendukung pelatihan di bidang Kelautan, Bahasa dan mendukung pelatihan yang diadakan di Kota Madya.
Sementara pada tahun 2015 tim bersama FDCH dan SPFOPE sudah mengadakan monitoring atas pusat pelatihan di beberapa kota Madya untuk melihat implementasi program Pelatihan Profesional ini apakah sudah merespon tentang tujuan terbentuknya Fundo de Desenvolvimento do Capital Humano dan kebijakan dari Pelatihan Profesional SEPFOPE.
Adapun beberapa rekomendasi dari tim monitoring yakni diperlukannya evaluasi atas Pusat Pelatihan, selain ini menyebutkan juga terkait Panduan Pelatihan.
Pada lain pihak, Sekretariat Teknik FDCH juga sudah berdiskusi terkait pedoman pelatihan dan pedoman beasiswa bersama kementerian-kementerian yang terakreditasi di FDCH pada bulan Desember 2015. Pedoman tersebut masih menungu persetujuan dari Dewan Administrasi FDCH agar semua program yang didanai oleh FDCH harus mengikuti prosedur dan diimplementasika berdasarkan pada pedoman yang ada. (Media FDCH)